Monday, June 8, 2015

Oleh-oleh climb G.Lawu 3265mdpl (7-8 Sep 2013)



Dear all,

Last wiken, iseng aku naik gunung Lawu bareng 3 teman, Pak Bambang Sadarta (BS) dan Pak Hotma dari JOB Costa, serta Biyan (putra pak BS).

Sabtu, 7 September2013

Dari Jakarta kami ke Solo  dengan Sriwijaya Air flight 10.20, tiba sekitar jam 13.00 dan dijemput Pak Wahyana adik Pak BS, langsung ke Soto Ledok di Kartosuro. Soto dagingnya yummy (seperti biasa aku makan 2 porsi sesuai my body size, hehehe…), ada sate daging, ati ampela, telur puyuh, dan jerohan  juga (abis makan langsung minum allopurinol dan simvastatin, anti asam urat dan kolestrol).

Setelah lunch kami ke situs Pajang, udah nggak ada yang tersisa di sana, tapi lumayan juga dapat cerita tentang Mas Karebet aka Jaka Tingkir (mas Karebet itu nama aslinya, yang di asuh di daerah Tingkir sampai dengan beliau menjadi je-Jaka/pemuda). Then lewat Laweyan, dan pulang ke rumah Pak Wahyana  untuk siap-siap ke Tawangmangu start pendakian lewat Cemoro Kandang (1830mdpl)

Jam 22.00-an kami start  naik Lawu, jalan 7 jam nonstop dengan trek melingkar, nggak pilih yang curam. Treknya bagus (seperti Rinjani), jalan setapak, kadang-kadang ada batu lepas dan pasir. View-nya juga oke, bisa lihat Solo and around dengan lampu-lampunya, yang dibatasi garis horizon. 
Aku lihat bintang jatuh 2x.

Antara jam 02.00-03.00 pagi aku ngantuk banget dan jalannya udah seperti zombie, tapi para bapak-bapak masih semangat meskipun beberapa kali kram, lumayan juga sambil nunggu beliau-beliau  pulih aku sempat merem 1-2 menit, telentang pasrah di pinggir trek.

 Ada 4 pos yang dilewati, setiap pos jaraknya sekitar 1-1.5 jam jalan santai. Dari pos 2 ke 3 cukup jauh, karena ditengahnya ada pos bayangan. Tidak ada air, tapi karena dingin jadi nggak boros minum (aku cuma bawa air 1.5liter)



 Minggu, 8 September 2013

Jam 05.00-an kami tiba di pos 4, banyak yang nge-camp di pos ini, Pak BS dan Pak Hotma sempat tidur 20 menit-an, aku nggak bisa tidur karena sudah terang dan dingin banget (kupikir bakal “lewat” ni kalo aku tidur), Biyan juga nggak tidur (hebat ni ‘ Biyan, si anak muda, udah nggak tidur carriernya gede banget lagi, 16.5kg). 

Jam 06.00-an kami start ke puncak (nggak lewat Hargo Dalem, meskipun ada yang jual nasi uduk dan air minum), karena sudah terang jadi aku semangat naik alis ngebut dan tiba di Hargo Dumilah (puncak) jam 07.35, hore…. mission accomplished!!, ups masih ½ jalan ding, hehehe…!!

Setelah foto-foto (banyak mahasiswa, anak SMA, dan grup pecinta alam), kami turun jam 09.00-an. Karena adrenalin ku masih tinggi (light creature, semangat kalau dunia terang), turunnya aku ngebut lagi. Di pos 4 sempet nunggu para bapak-bapak, tapi setelah mendapat restu, aku langsung ngacir duluan deh ke bawah. 

Hiks, ternyata serem juga jalan sendiri, jadi kalau ketemu grup lain aku nebeng mereka. Pity karena mereka turun ambil trek ekstrim, short cut tapi curam banget, jadi serem karena takut ngglundung mengingat body-ku yang big size.

Sempet tidur sekitar 15 menit-an di pinggir trek, bareng mas-mas yang lagi nungguin temennya turun (aku juga berharap ketemu my grup), tapi ternyata temen si mas dari Jogja datang duluan, jadi aku ikut turun bareng mereka deh.

Jam 11.30-an, mulai kabut dan gerimis lewat nggak jelas, setelah ganti grup beberapa kali, akhirnya aku jalan sendiri dari pos 2 ke pos 1, dan akhirnya ke posko. Untung single trek jadi agak pede karena harusnya anti nyasar.  Dari pos 1 ke posko treknya tanah bergelombang, licin berpasir, jadi jalannya tambah lelet karena sudah capek dan harus menahan badan. 

Btw, cemoro sewu ditutup hari Sabtu karena ada kebakaran (waktu kami naik Cemoro Kandang, memang agak annoyed dengan bau asap, padahal perlu banyak O2). Dalam perjalanan turun aku lihat orang kampung bikin arang dari pohon-pohon yang mereka tebang, hello jagawana, where are you…?!

Jam 14.30 akhirnya tiba di posko. Pak Wahyana adik pak BS dan keluarganya sudah menunggu. Aku langsung ke toilet (jippy…. !! back to civilization), dan makan bakso. Sambil nunggu my grup (belum boleh lapor ke posko sebelum grupnya lengkap), aku jelajah warung di seberang posko. Ada sate landak, tapi kata mbak penjual sate ayam, dagingnya palsu (daging sapi), yag asli sate landak sekitar 10km dari area itu.

Sekitar jam 15.30 akhirnya my lovey dovey grup tiba juga di posko. Setelah lapor dan istirahat sebentar, kami late lunch di Sop Iga Bu Ugi, dan kembali ke Solo. Tiba di rumah pak Wahyana jam 18.05, langsung mandi (airnya segar, pegel-pegel langsung hilang), dan ke bandara untuk kembali ke Jakarta dengan Lion Air flight jam 20.00.

Nice trip, good trek. Thanks to Pak BS yang sudah menjadi pak lurah dan pak Hotma yang sudah jadi sweeper di trekking kali ini.


Friday, December 5, 2014

Oleh-oleh Bali Secret Ride (Petrobikers gowes di Bali) 6-9 Nov 2014

Dear all,
Akhirnya kelar juga cerita Petrobikers gowes di Bali tgl 6-11 November bareng temen-temen VICO (Pak Syahwan, Pak Hari Subagyo, jeng Viranda (putri Pak Syahwan) dan mbak Florence), bunny Osman, dan aku.

Kamis, 6 November 2014
Karena tikum di bandara Ngurah Rai, jadi kami dijemput masing-masing sesuai flight. Aku & bunny Os tba jam 8.am-an karena mau jjs ke Tabanan dulu liat tanah. Pak Syahwan dan Jeng Viranda tiba jam 11am-an.
Hari ini kami acara masing-masing, bongkar sepeda sendiri-sendiri juga, meskipun malam ada Pak Nano tehnisi Pak Kadek yang jago banget untuk cek sepeda kita.
Hotel Werdhapura di jl. Danau Tamblingan tempat kami menginap di Sanur bagus dan ekonomis karena dikelola Kementerian PU. High recommended banget deh. Lokasinya di pinggir pantai dan kalo sarapan bisa gowes di jalan paving sepanjang pantai ke nasi Bali yang yummy.

Jumat, 7 November 2014

Jam 07.00-an kami (Pak Syahwan, Jeng Viranda, bunny Os, Pak Kadek, dan aku) sarapan bareng di nasi Bali  gowes sekitar 10 menit menyusuri pantai.
Karena hari kerja warung nasi bali nya penuh dengan mbak dan mas pegawai, anak sekolah, dan turis local.

Jam 8am-an kami kembali ke Werdhapura, bertemu dengan Pak Hari yang nyetir dari Malang untuk gowes bareng. Karena ternyata mbak Florence tiba dengan Garuda jam 11am-an, kami langsung loading sepeda dan mabur ke Bedugul. Start jam 11.15am-an kami langsung gowes masuk hutan. Treknya seperti hutan UI Depok tapi 5x lebih seru karena heboh banget akar-akar pohonnya dan habis hujan.  



Pak Kadek (EO Bali secret ride) spesialis down hill, tapi meskipun DH treknya bisa 30-40km nonstop, istirahat juga bentar-bentar aja, jadi cukup tepar juga.
Kami baru lunch break sekitar jam 2.15pm dengan menu buffet. Mbak Florence sudah nunggu di resto.


After lunch, tekanan darah Pak Syahwan agak naik, jadi beliau, Jeng Viranda, dan Pak Kadek ke RS. Kami (Pak Hari, bunny Os, Mbak Florence, aku, dan Pak Made guide anak buahnya pak Kadek) lanjut gowes. Trek kali ini masuk kampung dan lewat sawah. Trek ini sebenarnya berakhir di Taman Ayun sekitar jam 4.30pm, tapi karena kami masih semangat jadi nambah lagi sekitar 5km. Pak Hari lanjut gowes on-road ke hotel beliau di Sanur. Kami ber-4 lanjut gowes masuk kampung, ketemu ibu-ibu, abg, dan anak-anak mandi di sungai yang airnya jernih (bunny Os yang ustad fathonah jadi blink-blink deh, hehehe…). Kami finished sekitar jam 5-5.30pm di Alas Kedaton dengan total jarak tempuh 30km-an dan langsung diangkut ke hotel di Kintamani

Hotelnya sepi tapi asik, karena hari itu full moon, jadi ada upacara dan hampir sepanjang malam terdengar doa-doa dalam Sanskrit, seru banget deh....

Setelah dinner dengan menu seafood dan vegie (dikira orang hotel kami grup bule jadi nggak disediain nasi, setelah tau turis local baru deh nasinya keluar, hehehe…), Pak Syahwan dan Jeng Viranda ke tempat pijat seperti model ceragem. Mbak Florence, bunny OS, dan aku balik ke kamar karena belum sempat mandi sebelum dinner yang harus jam 8 teng karena dapurnya mau tutup.

Karena aku plan naik gunung Batur, jadi buru-buru tidur, persiapan dijemput jam 3.30am. 
Sabtu, 8 November 2014

Jam 3.30am aku dijemput dan diantar ke starting point pendakian. Ini gunung agak abal-abal, cuma 1,717m dan climb ke puncak kira-kira 2 jam aja. Tapi karena treknya batu lepas dan pendek jadi nanjaknya curam (dibanding dengan gunung Agung yang treknya landai, panjang, dan bukan batu lepas, jadi jalannya lebih lama).

Agak maksa ni naik gunungnya, karena tahun ini aku belum sempat naik gunung, jadi kupikir paket hemat aja sekalian pas di Bali, hehehe…. fee-nya Rp 500,000 incl. transport hotel pp, guide, dan sarapan tanpa minum.

Sebelum start jam 4 am, sempat makan pisgor dan ngupi dulu bareng grupku, sepasang abg Rusia dan Mas mahasiswa dari Barcelona.    
Cewek Rusia-nya lucu banget, karena nggak bawa syal jadi dia kerudungan handuk dan pakai sandal jepit aja, tapi jalannya seperti terbang, cepet banget!!
Aku sempat chat dengan mas dari Barcelona itu (cerita kalo aku dulu pernah ke Las Ramblas, stadionnya Barca, dll, heran juga dia, hehehe….). Dia libur 4 minggu, sudah spent 2 weeks di Thailand dan 2 weeks di Bali. Waktu kutanya apa sudah ke Jakarta, dia nggak tau Jakarta dimana dan kalo ke Jakarta naik pesawat berapa lama, haduh…. bener-bener ni Ibukota kita kalah sama Bali.!!

Setelah liat sunrise, foto-foto, dan sarapan roti isi pisang rebus dan telur (tapi minum harus beli sendiri); aku turun gunung dan nyasar lagi. Pas naik salah ambil jalan ke bawah, sementara grupku ke atas. Yang ini nyasar ke ikut grup lain gara-gara pas turun aku lelet banget menahan badan size gaban.

   
Anyway, setelah kembali ke hotel ternyata teman-teman belum dijemput Pak Kadek, jadi aku buru-buru mandi dan sarapan lagi (no wonder gak kurus2, … kata bunny Os kalau aku mau kurus harus jadi amoeba, membelah diri masing2 40kg, hehehe…).

Kami dijemput jam 9am-an, Pak Hari sudah ada di rombongan Pak Kadek dan sempat sarapan dulu bareng Pak Kadek di hotel kami.
Sekitar jam 9.30am kami berangkat ke Bedugul, tapi karena macet akhirnya start gowes jam 11am dan langsung masuk kampung, lewatin desa yang ada sarcophagus-nya, jembatan gantung, sawah dan berakhir di Ubud untuk lunch di Nasi Campur Bali Ayam Kedewatan Ibu Mangku jam 2.30pm (Petrobikers pernah lunch di sini waktu trip dengan EO Uni Terry cs). Gowes ke resto ini on-road lumayan jauh, tapi karena sudah lapar jadi ngebut semua.

After lunch kami gowes ke Bukit Cinta lewat jalan raya dengan tanajakan yang asoy geboy. Aku, Pak Syahwan, dan Pak Kadek nggak gowes karena aku baru kelar naik turun, Pak Syahwan karena health issue, dan Pak Kadek karena spesialis turunan aja, hehehe…      

Setelah puas foto-foto di Bukit Cinta, kami lanjut ke Pura Ubud dekat resto babi guling nya Ibu Oka. Gowes berakhir di Ubud jam 5pm, dan kami kembali di angkut ke Kuta dan Sanur (hotelnya Pak Hari) dengan minibus yang dingin banget.


  





Btw, karena Pak Kadek hobi foto, jadi trip gowes kali ini penuh dengan acara foto di spot yang asik-asik.
Untuk next trip Pak Kadek menawarkan trek dari gunung ke Pantai Seseh dan dari Bedugul ke Tanah lot, DH masing-masing 70km, bikin ngiler aja ni, mumpung DH, hehehe…      

Minggu, 9 November 2014
Acara bebas. Aku dan bunny OS pulang ke Jakarta dengan flight siang. Pak Syahwan, Jeng Viranda, dan Mbak Florence masih extend sampai dengan Senin.

Terima kasih untuk Pak Syahwan, Pak Hari, Jeng Viranda, Mbak Florence yang telah berpartisipasi dalam gowes Petrobikers.
Terima kasih juga untuk Pak Kadek & team yang sudah membuat kami ketagihan pengin segera gowes lagi. Semoga next time lebih banyak  temen-temen Petrobikers yang bisa ikut.


Friday, February 22, 2013

MesaStila Bike Tour (25-27/01/2013)



Teman-teman,

Review kali ini tentang my trip ikutan bike tour di Magelang (arah Bandungan, Ambarawa). Waktunya barengan dengan Lombok Audax. Karena  bosen road bike, jarang-jarang juga ada mtb tour, jadi aku pilih mtb aja.
Btw, Pak Octo sukses ikut Lombox Audax 300km dalam 17.5 jam saja, congrats ya daddy O!

Jumat (25/01/2013)
Pulang kantor langsung ke bandara, dengan Sriwijaya Air (40 menit penerbangan) tiba di Semarang jam 20.00 dan sudah dijemput petugas dari hotel (dibawakan macam-macam softdrink, snack, dan buah untuk bekal di jalan yang memakan waktu sekitar 2jam).
Fyi, MesaStila dulunya adalah Losari Spa Retreat & Coffee Plantation (www.mesahotelsandresorts.com); hotelnya bagus banget, joglo villa dan beberapa bangunan Belanda di tengah kebun kopi dan hutan.
Check-in jam 22.30 (untung sudah telpon untuk disiapkan dinner ala carte di kamar, karena kitchen-nya tutup jam 22.00). Take some pictures of the room (cool and spooky, sampai my room-mate Christina, ngungsi karena dia “sensitive”, sementara aku pasrah aja, hehehe…), shower , then sleep.
Sabtu (26/01/2013)
Pas sarapan jam 6.30, ternyata ada mas big Iwan, Romi, dan teman-teman SJN (Sepeda Jelajah Nusantara, aku ikut trip SJN ke Tambora April 2012(catper-nya belum kelar), ada Pak Afghan, mas Muslimin, dan mas Widhi fotografer kita di gowes Petrobikers Jogja. Ada mas Gandhen, Pak Anto, dan  Pak Dargo sekeluarga (Roadies/Puspa), Pak Darmawan Samsu & Ibu, juga mas Iqbal Pertamina (d/h BP); dan ada Pak Dubes Venezuela (Darwin Tovar) yang kupikir orang Indonesia campur India tapi kok nggak bisa bahasa Indonesia, hehehe…
Rute pagi ini sepanjang 39km dari MesaStila-Grabag-Selomirah-Girirejo-Jogoyasan-Pagergunung-Seworan-Kleteran-Citrosono-Seworan-Kalipucang-Kalikuda-MesaStila.

Sebelum start  (900m dpl) sebanyak 37 peserta gerak badan and last but not least berdoa dulu.
Trek jalan raya, jalan kampung, jalan tanah, masuk hutan, seru banget deh!! 
Cuaca cerah, lumayan panas, tapi hujan gerimis nggak jelas sekitar jam 13.00. Break dengan sandwich dan buah-buahan dari hotel sambil lesehan  di gunung Andong ( break di 1200m dpl), sekitar 1km sebelum sampai di lokasi break jalan nanjak sampai bosen tuntun bike (nggak ada fotonya, karena pas aku sampai teman-teman sudah gowes lagi, hehe…. as usual aku kan selalu jadi kuncen gowes).

Aku finished jam 14.30, no. 3 dari belakang, lumayanlah, Pak Dubes & seorang Ibu goweser yang finish paling belakang; langsung lunch, mandi, dan leyeh-leyeh. 
Sayang sekali nggak bisa explore sekeliling hotel karena hujan.

Dinner dengan menu yummy (terutama ikan bakar dabu-dabunya) di mulai jam 19.00, karena ketiduran aku baru ke resto jam 19.45. Saat itu sedang diputar film dari kamera teman-teman SJN dan peserta lainnya. Sambil nonton film kami memperkenalkan diri satu persatu, karena peserta tidak terlalu banyak jadi suasananya kekeluargaan. Kami juga urun rembug untuk rute next day, karena sebagian peserta will take flight jam 17.00 dan seterusnya jadi harus ke bandara jam 14.00. Akhirnya disepakati peserta yang harus c/o jam 14.00 hanya bersepeda 10km, sedangkan peserta lainnya bisa gowes original trek sepanjang 48km. Ada juga beberapa peserta yang tidak gowes karena ingin ber spa ria dan menikmati hotel yang memang eksotis banget.

Minggu (27/01/2013)
Original trek adalah Mesastila – Candi Umbul – Grabag – Karangkajen – Peucang – Ngadiredjo - Grabag – Sidogede - Mesastila
Start jam 7.30-an, aku ikut grup 10km (Mesastila – Candi Umbul – Mesastila) , mas Iwan dan Romi ikut grup original (share pengalamannya ya mas, thanks in advance).
Dari Mesastila barengan gowes ke Candi Umbul dan setelah itu misah deh.  Grup 10km balik ke hotel, yang lain lanjut.  Kulihat foto-fotonya di FB, grup ori mampir di Borobudur, keren banget !!

Gowes ke Candi Umbul melewati pematang sawah yang bikin aku deg-degan takut kecemplung (dan ternyata ada peserta  yang kecemplung beneran).
Mas Indra, salah satu peserta yang juga master 3 (triathlon) berlari dari hotel dan baru gowes dari Candi Umbul dengan grup  ori.

Kami sempat masuk ke Candi Umbul, agak siwer juga yang mana candinya, karena adanya tradisional pool. Anyway, setelah break di Candi Umbul dengan pisang steam coklat (resep baru ni, coklatnya diselipkan dalam pisang yang masih berkulit dan di-steam ), kami langsung gowes lagi.

Aku finish jam 11.00-an, no. 3 lagi dari belakang (dari 9 peserta); langsung beberes sepeda dan koper. Oiya, by default sepeda dicuci 2x (Rp 50,000 masuk ke bill hotel) , mekanik cincai  aja mau dikasih tip berapa.
Teman-teman yang gowes ori tiba di hotel antara jam 12.00-13.00.
Sambil lunch dibagikan medali bike tour ala Mesastila yang lucu banget seperti gantungan sapi.
Meskipun dapat goodie bag 250gr kopi robusta  produk Mesastila & VCD advert hotelnya, sebelum c/o aku belanja kopi lagi buat oleh-oleh (100gr = IDR 17,000; 250gr = IDR 35,000) 
Jam 14.00 kami ke bandara (aku semobil dengan mas Iqbal Pertamina). Mas Iwan, Romi, dan teman-teman lain yang bawa mobil sendiri dari Jakarta or yang c/o Senin masih sibuk ber spa ria.

Review
Bike tour ini asik dan worth it banget. Dengan IDR 2,500,000 share villa, bisa nginep 2 malam full board (incl. 1 jersey, refreshment, meal, airport transfer) dan kita bisa gowes dengan trek mtb yang yahud.
F&B menunya yummy dan sehat ala 5 stars hotel. Staff dan pelayanannya oke banget. Panitia care denga peserta, marshal bermotor selalu siap sedia bawa aqua, pocari, dan coklat buat kita (minumannya tergantung kita mau apa nanti mereka mampir di warung beliin).
Mesastila juga cocok buat retreat (sepi dan jauh dari keramaian), apalagi yang suka nature, adventure, dan etnic things. Hotelnya menyediakan mtb untuk di rent dan bisa arrange bike trip around the area, ada juga free coffee plantation tour buat hotel guest. 
Next pengin nginep  lagi di sini tapi nabung dulu ah, karena villa tempatku bermalam ratenya IDR 2,800,000++/night incl. BF & airport transfer only, rasanya gak puas kalo cuma nginep wiken aja, hehehe…!!

Next event:
-          22-25 February 2013: Tour de Khatulistiwa (Pontianak – Singkawang, TT dan roadbike 153km, http://www.tourdekhatulistiwa.com)
-          6-7 April 2013: Borobudur Audax (100km, 200km, 300km; http://randonesia.org)

Cheers,
Ade




Wednesday, January 2, 2013

Tour de Belitung (TdB) 8-9 December 2012 (English)


Wehehehe…,

My journal this time is Tour de Belitung on December 8-9, 2013, on-road 300 km.
Followed by 208 participants from Jakarta: PCC (Puri Cycling Club), SCT (Serpong Cycling Team), TSCC (Taman Surya), MP3 (Muara Karang, PIK, Pluit), MCT (Monas Cycling Team), PGN (Perusahaan Gas Negara/National Gas Company), KGB (Kelapa Gading), ID Selap, WIII, Axioo, Skippy, and Petrobikers  (Octo (Inti Brunel), Herki (Murphy), Ade SPC)); from Bandung is Galao (Gowes Anti Loading, Putra and Iwan (we bike at Bali Bike Kompas/BBK), Solo Cycling Club (SCC), Medan Gowes Group (MGG) with Ahin as the older bikers (72 years old) who ride over size mountain bike, but he is very tough!!; 2 bikers from Hongkong (Dale and Luke), and Mark Winkle from Jakarta (I met him  at BBK), Axel and Tenne (host of Lombok Audax 25-27 Januari 2013), Bangka Bike Community, Belitung Bike Community.

December 7, 2012 (Friday)
Sriwijaya Air delayed for about 1 hour, most of the passengers are TdB bikers, who joined WSA (West Sumatra Audax), Bali Bike Kompas (BBK), Bali Audax, and other audax, feel like reunion.
The good thing is bicycle already sent by Sriwijaya cargo since December 4 (the cargo start from 4 to 6 December, fee is IDR 75,000). The committee very well prepared, because only 6 flight per day to Belitung (Sriwijaya Air (4x) and Batavia Air (2x)), with only 30 bikes/flight. The committee also very keen to inform about registration after arrive at the hotel, how to take our bicycle, etc; through black berry messenger.
After arrived at H. As. Hanandjoeddin airport; we take the bus and drop  by to the famous Mie Belitung Atep (noodle with sweet broth, with condiment cucumber, shrimp, and crackers), then continue to the hotel.     
Directly register to the committee after arrived at Bahamas Hotel (got 1 jersey, sticker bag and bike, ID bangle, salt stick, and traditional herbal cold syrup from the sponsor)



Mechanic already stand by, just inform our bike box, and the bicycle will be ready in a couple hours. Fee is up to us, I paid IDR 100,000 for mantle and dismantle my bike including pack in the box.
Technical meeting held at 6pm for about 45 mins, then by 3 buses (there are only 4 buses in Belitung, 3 rented for TdB) and some minibuses, we went to Bupati’s house (Bupati is the head of the region), there was also live music and karaoke.



December 8, 2012 (Saturday) 
Today the distance will be 180km including 5km extra cycle to Bupati’s office for real start.
The route is Buding Village (45km), Manggar (incl. lunch at Fega Restaurant (45km), Elementary  School No. 8 at Air Ruak Village (45km), and finish at Tanjung Pendam Beach(40km).


There are some off-roader with mountain bike like me (I change my mountain bike to road bike hybrid by change the tire), but still it’s waste lots of energy. Every time I reached the break point, all of bikers has been gone even there were still lots of water and fruits. My bike also quite heavy (it’s about 15kg), I tried Pinarello (one of the on-road bike) which is less than 6kg, huhuhu…..no wonder all road bikes were very fast (but maybe their frame is titanium, while mine still chromoly, hehehe…!!) A couple times I was the last one, this time the marshal is policeman on motorbike, who encourage me through loudspeaker “come on madame, you can do it…!!” made everybody along the street stared at me, how embarrassing, hehehe…!!

After lunch at Manggar, it was very hot, more less 38 Celsius , but after about 1 hour later, it was cloudy and big rain!!  At the end I think it’s enough for today ride, no rain coat, slippery asphalt, got enough shower from my front tire. It’s a pity because the trek is quite flat but there is no place to hide from the rain, palm tree along the road. Luckily there was still last space in the police sweeper car.
At Elementary  School No. 8 at Air Ruak Village, the students welcome the bikers in the rain. At this time the committee was not only provided water, fruit, and snack, but also towel, what a nice touch!!
The first day finish celebration has been donewhen I arrived at Tanjung Pendam beach (last point), with some last bikers I bike slowly to the hotel which is only 10 minutes from Tanjung Pendam.

December 9, 2012 (Sunday)
Ride distance today is about 110km, the route is Bahamas Hotel – Mempiu Village, Kampong Cerucuk (35km), Tanjung Tinggi beach (the beach of “Rainbow Warrior”/”Laskar Pelangi” film for photo session (45km); Bukit Berahu Restaurant for lunch (13km), and finish at Bahamas Hotel (17km). The lunch quite yummy (fish and meatball, bean sprout stir fry, fried shrimp, chicken soya ketchup, fried snapper fillet, fruits and durian).
After lunch we went to Lengkuas Island by boat for short picnic. There are a lighthouse which we can climb to the top (it’s about 225 stairs)



It was a big rain when we left the island, however after arrive back to Bukit Berahu Restaurant we should bike again for the last 17km to the hotel.
After arrived at Bahamas Hotel around 5pm, all bikers queued for medal and photo session. On the evening we went to Hotel Hatika by bus for gala dinner. There were some presentation about next event during dinner, i.e. presentation from Tenne for Lombok Audax on January 25-27, 2013 (Tenne & Axel picture, below), presentation from Medan Gowes Group for Tour de Danau Toba on March 8-12,  2013; and door prize time (mobile phone, tablet, notebook, home theater).  



December 10, 2012 (Monday)
With first flight of Sriwijaya Air (around 7.30am) about 20 bikers who wear office clothes fly back to Jakarta. Even bike boxes has been delivered to the airport since Sunday night, but Sriwijaya Air only allows to check the baggage in on Monday morning. Thanks to Pak Amos the committee who was very helpful to arrange baggage and passenger check-in. This time the bike baggage is free of charge .
For safety reason bike box should change with ID bangle, so no memorabilia, huhuhu…!!

My Note
The committee is very professional and helpful. Lots of mineral water, Pocari sweat, fruits, and snack during the break. There was light meal at the hotel every afternoon and snack box at the lobby that we can take to the room.
I got enlightenment from Pak Amos about on-road ride, i.e. when ride up-hill should take big gear not  small gear like what off-roader bike does, due to long ride it’s much better to have exercise at least 3 days a week with minimum 100km/exercise (which is very hard for me as an employee who work 7 to 4), when biking it’s better with a group and to safe the energy, just ride behind them for hide from wind in-front. If we missed 2 weeks exercise, our ride endurance will drop 40%, if no exercise in one month, there is no more ride endurance left.
However, the off-roader got appreciation from the on-roader who understand how tough to follow on-road rhythm.
There is no stamp card at this event, because the event is not a race, but for picnic (to introduce Belitung tourism) and gathering among bikers.
The Fee (excl air-ticket) is IDR 3,000,000 (twin share) or IDR 5,000,000 (single room) or IDR 5,000,000 (single + spouse who does not bike, but the committee arrange ecotourism and shop trip)
Pak Amos informed that the total cost for this event is about IDR 700million, the committee also succeed to lobbying local government and head of local police who also join the ride.

Next event


Cheers,
Ade