Teman-teman,
Akhirnya kelar juga catper BBK
ini setelah lebih hamper 3 bulan berlalu (nulisnya harus dipaksa karena aku
kebanyakan trip JJS dan kerjaan).
Finally aku bisa ikut BBK juga
setelah memohon –mohon ke Panitia untuk bisa berpartisipasi (sudah fully
booked, tetapi akhinya kuota ditambah 16 orang lagi dari 100 orang (aku sampai
bilang ke Panitia kalau Pak dan Bu Octo rela aku nebeng di kamar beliau dengan extra
bed kalau seandainya nggak ada kamar lagi).
Anyway, sehari sebelum BBK lots
of things happened, mulai dari cari car rental yang bisa muat box sepeda (box
sepeda bisa masuk taxi tapi penumpang jadi agak acrobat duduknya). Mau
sewa mobil pick-up di Benhil mahal banget, IDR 350,000 dari Mas Mansyur
ke Bandara. Akhirnya dapat Nissan Serena IDR 150,000 saja ,dari Sudirman Park
Apt ke Bandara. Ini mobil pak boss batubara yang mobilnya disewakan secara
gelap oleh drivernya, karena pak boss ngantor jam 8am, dan aku sewanya jam 5am
(serem juga punya driver seperti itu, tapi Pak Supeno the driver baik ke aku,
karena kita janjian next time kalau waktunya tepat dia bisa antar-jemput aku
secara gelap lagi, hehehe…)
September 13, 2012 (Kamis)
Tiba di Terminal 1 (aku naik Lion) jam 530am, pas antri untuk c/i aku
iseng tanya ke petugas apakah ke Denpasar c/i di sini, waduh…, ternyata khusus
ke Denpasar di Terminal 3. Untung Pak driver Supeno bisa di call dan beliau
balik jemput aku untuk antar ke Terminal 3.
Aku masih bisa c/i tapi bagasi (sepeda+koper) sudah tidak bisa c/i,
aku mau ikut next flight sudah full, bagasi ikut next flight nggak boleh
(karena pemilik bagasi harus ikut flight tersebut), barang di-cargo sampainya 2
hari. Lion yang masih available jam 15.00, dan aku harus nambah IDR 1.3juta
karena sudah harga normal, huhuhu…!! Akhirnya aku beli tiket baru Air
Asia jam 11am as IDR 850,000(+bagasi sepeda IDR 150,000 + bagasi koper IDR
40,000).
Untungnya (Indonesia banget ni, selalu ada ”untung”nya, hehe…) sampai
di Ngurah Rai jam 13.30-an pm, jadi bisa ikut shuttle bus panitia yang cuma 3x
(jam 14.00, 15.00, dan 16.00). Hemat uang taxi Bandara – hotel di Nusa Dua.
Tiba di Santika Hotel Nusa Dua, langsung registrasi (dapat 3 jerseys),
c/i kamar (sekamar dengan mbak yang kerja di Unicef Papua, doi top banget
gowesnya), dan langsung beberes sepeda.
Jam 18-00, technical meeting dan dinner (yummy + mewah) dan ada
acara potong tumpeng juga kalo nggak salah oleh Pak WaPemred Kompas.
September 14, 2012 (Jumat)
Karena Ibu Menteri Mari Elka Pangestu pengin ikut gowes, jadi setelah
pidato dll, gowes baru dimulai jam 8-830an. Trek jalan raya, tapi di sepanjang
jalan dan perempatan dijaga polisi.
Hari ini jarak tempuh 102km, dengan rute Nusa Dua - bypass Benoa – bypass Sanur – Batubulan – Campuhan – Goa Gajah Ubud – Gianyar – Semarapura – Museum Kertagosa – Padangbai – Candidasa.
Waktu lunch break agak lama karena Jumat-an di pendopo-nya restaurant.
Panitia menyiapkan Pak Ustad untuk ceramah Jumat (oiya, setiap lunch break
pasti teman-teman berkesempatan sholat berjama’ah meskipun harus beberapa
kloter karena tempat sholatnya kecil. Kami yang tidak sholat senang juga,
karena sempat tidur siang menunggu yang sholat , karena start harus sama-sama).
Kita early dinner di kampung Bali Aga, ada tari-tarian dan makanan-nya
yummy pedas sekali (tapi Pak Octo nggak suka karena nggak ada pete kata beliau,
hehe…).
Kita juga diputarkan film tentang kesenian tradisional Bali Aga. Pak
pembawa acara cerita tentang serba serbi kehidupan Bali Aga, seperti jika
meninggal maka akan dikuburkan naked (karena kembali seperti bayi) dan
menghadap selatan (laut) yang merupakan kiblat mereka.
Di Candidasa hotel-ku tipe spa resort di pinggir laut yang nggak ada
TV dan back to nature, bathroom-nya aja open space di halaman belakang (jadi
becek deh pas mandi) dan harus celingukan takut ada yang liat (bisa liat kalau
orangnya manjat tembok dulu, hehehe… lebay bener)
September 15, 2012 (Sabtu)
68km saja, tapi 70% tanjakan, dengan rute Candidasa – Amlapura –
Bebanden – Muncan – Rendang - Menanga – Abang Batudinding – Kintamani.
Lunch di resto Mahagiri dengan view gunung Agung dan sungai Telaga
Waja. Di resto ini ada kolam renangnya, jadi beberapa teman sempat berenang.
10 peserta yang finish pertama di Kintamani mendapat kalungan bunga,
Pak Octo dapat juga, congrats ya be…!!
Di Kintamani kita dinner di resto di pinggir danau Batur, seperti
biasa menunya seafood dan makanan Bali yang pedas segar. Ada jagung, singkong
rebus dll untuk dessertnya. Restonya romantis, dan ada vila-vilanya juga,
beberapa teman menginap di sini, ada TV tapi signal kurang bagus.
Aku nginap di hotel Kintamani Lake View (pas Petrobikers ke Bali kita
break gowes di hotel ini)
Di setiap kota peserta menginap di beberapa hotel karena kapasitas-nya
nggak bisa menampung total 116 peserta (aku nggak tau panitia ada berapa orang)
September 16, 2012 (Minggu)
Hore…., akhirnya turunan masuk dalam kota Denpasar, 122km dengan rute
Kintamani - Bukit Penulisan – Catur – Jembatan Tukad Bangkung – Bedugul –
Baturiti –Taman Ayun – Mengwi Denpasar - Ketewel.
Oiya, Pak Octo dan aku sempat diwawancara Kompas TV dan di interview
untuk artikel Kompas Sabtu 15 September, gaya banget deh pokoknya hehehe…!!
Sebelum pulang Panitia mengumumkan jika peserta BBK ini bisa lanjut
ikut gowes ke Komodo dan dapat free akomodasi, sepeda polygon, dan tiket pulang
ke Jakarta. Free ini untuk 5 peserta, tapi di akhir acara cuma 4 yang confirm
karena banyak yang nggak bisa nambah cuti sekitar 1 minggu (aku pun nggak boleh
extend cuti sama pak boss-ku, hiks…!!)
Peserta gowes Komodo yang lain adalah dari Komunitas, panitia tidak
membuka peserta perorangan.
Karena pulang hari Senin sore, aku nginep dulu di daerah Kuta, sepeda
kukirim pakai Elteha IDR 120,000; 4 hari sampai di rumah, murah meriah bahagia.
My Note
Kompas sebagai host amat sangat well prepared, salut deh. Ini host
terbaik yang pernah aku ikuti setelah Bali Audax 2011, gowes Garuda (Padang-
Bukit Tinggi pp, Feb 2012), dan West Sumatera Audax (Padang – Bukit
Tinggi pp, October 2012).
Setiap 2 jam kita berhenti di pos yang cukup luas, air mineral,
pocari, teh hangat, tradisional snack, dan buah berlimpah. Waktu break bisa
foto-foto juga, karena sekitar 30 menit, semua peserta di absen takut ada yang
tertinggal, dan waktu start lagi harus bersama-sama.
Di sepanjang jalan selama 3 hari, polisi berjaga dimana-mana,
perempatan, pertigaan, pengguna jalan yang lain harus menunggu peserta lewat
dulu, kadang-kadang aku jadi stress karena cuma aku sendiri yang akan lewat
perempatan tersebut, sementara semua kendaraan di stop, wehehehe…terima kasih
ya Pak Polisi.
Official marshal ada 7 orang, 6 dari Jakarta,1 dari Semarang, semua
naik sepeda, leadernya mas Marta, atlet nasional (dia pensiun umur 31 tahun dan
sekarang jadi bebas merokok, katanya dia menyesal telat kenal rokok). Mas Marta
naik sepeda yang pelek belakang nya tertutup bahan seperti alumunium, dia
bilang untuk aerodinamis karena menabung angin, tapi harus gowes minimal
35km/jam, padahal si mas mondar mandir ke depan dan belakang untuk cek peserta,
which is si mas cuma gowes 5-10km/jam, huhu…pasti berat banget gowesnya.
Ini fotoku dan mas Marta, serta 2 dari 7 official marshal.
Para marshal selalu bawa air mineral dan snack untuk peserta.
Panitia yang naik motor untuk foto peserta, jaga-jaga di perempatan, dll,
selalu menawarkan air mineral/snack/buah/okky jelly/tissue/masker/”tenaga
dalam” (kalau mau didorong), duh….sampai capek menolaknya. Pas gowes, kita
angkat tangan aja langsung didatangi marshal sepeda atau panitia bermotor untuk
ditawari minum dll.
Marshal juga telaten nungguin peserta yang lelet seperti aku.
Sangking telatennya ada yang terkena “turbo”ku. Pas kejadian aku
sudah drop banget badan dingin dan ngantuk, diganjel snack, minum pocari,
energy bar dll sudah nggak mempan. Kupikir mas marshal cuma ada di sampingku,
jadi dia kuminta untuk duluan karena aku mau “turbo”, ternyata masih ada
marshal pas dibelakangku, dia sampai panik, “Ibu, suara apa itu, apa Ibu
baik-baik saja”, tengsin abis deh judulnya,hehehe….!!
Anyway, setelah “turbo”, dan badan agak enak, aku langsung ke
ambulance, dikasih O2 dan minum teh manis hangat, tidur 1 jam dan siap gowes
lagi (di event ini aku kehilangan 10km saja (tanjakan)), dan finish nomer
3 dari belakang, waktu finish masih juga disambut mbak penari lengkap
dengan tetabuhannya, jadi terharu, hehehe…!!)
Karena banyak tawaran “tenaga dalam”, aku yang tadinya pengin gowes
mandiri (sempat dibantu “tenaga dalam” oleh marshal sepeda dan aku karena parno
nggak mau di bantu, tiba-tiba bisa langsung gowes ngebut) akhirnya tergoda juga
pengin tau rasanya tenaga dalam. Ternyata sulit karena kita harus diam nggak
boleh gowes, kalau gowes jadi nggak sinkron dan bisa jatuh.
Sempat nggandol mobil pick-up panitia, tapi susah juga karena pegangan
dengan tangan kanan (tangan kiri pegang stang sepeda) jadinya bahaya karena
meskipun mobilnya sudah pelan, tapi kok rasanya lajunya kencang.
Dengan fee IDR 3,000,000 (twin share) atau IDR 3,800,000 (single room)
excl airticket, trip ini worth it banget. Aku aja sampai nggak sabar nunggu
trip selanjutnya dari Kompas (ini pertama kali Kompas buka untuk peserta
perorangan, biasanya untuk komunitas aja) More info bisa dilihat di www.bali-bike.komps.com
Oiya, aku ketemu Pak Hendra Ghifari (Chevron) dan Pak
Dodi Samiadji (Pertamina), seperti biasa cuap-cuap deh aku promosi Petrobikers,
hehehe…!!
Cheers,
Ade
Hi Ade, search search soal AUDAX eh dapet post ini. Bali Bike 2012 emang keren.
ReplyDelete