Kali ini catperku ikut West
Sumatera Audax yang diikuti 226 peserta lokal dan asing (al. Malaysia,
Australia, Italy). Rutenya agak mirip dengan Garuda tour de Maninjau (21 Jan
2012), bedanya, tour de Maninjau lebih off road, banyak ceremony, nggak 400km
(karena cuma sehari aja), serta melewati kelok 44 dari atas (Bukit Lawang) ke
bawah (danau Maninjau).
Host WSA adalah teman-teman
Roadies, ternyata banyak juga peserta dari oil company (Mas Iwan, Pak Bambang
Istadi, Pak Eko Lumadyo), tetapi mereka tergabung dalam club masing-masing,
hanya aku dan Pak Octo yang mewakili Petrobikers (but somehow di list
registrasi aku tercatat dalam club SCT (Serpong Cyling Team), dan Pak Octo
tercatat di Roadis).
October 5, 2012 (Jumat)
Rame-rame naik Garuda Indonesia, mostly penumpang pagi itu adalah
peserta WAE, karena pak boss Emir Satar goweser juga, maka bagasi sepeda free
of charge. Tiba di Minangkabau International Airport langsung disambut panitia
dan registrasi di bandara, sepeda diurus dan kami semua naik bis diantar ke
Mercure atau Grand Inna hotel di Padang.
Sesampainya di Mercure langsung c/i dan dapat goodie bag (hanya 1
jersey (untung aku bawa jersey cadangan, jadi nggak side A side B), tag sepeda,
dan kartu yang nantinya harus di cap di pos pemberhentian).
Setelah c/i Pak Octo, Pak Ade Mongol, Lanny (both from Roadies), dan
aku brunch di Soto Padang Angkasa yang ngetop itu. Taxinya mahal banget, IDR
80,000 pp, padahal jaraknya nggak sampai 4km dan nungguin kami brunch less than
30 minutes karena mau ngejer Jumat-an. Kami juga yang salah pede aja nggak
ditawar dulu, padahal taxi-nya nggak pakai AC dan nggak pakai argo
pastinya.
Kelar brunch, aku beberes sepeda, ternyata nggak ada mekanik untuk
ngerakit sepeda, for the first time aku ngerakit sendiri deh dibantu Pak Octo.
Jam 14.30-an akhirnya ada mekanik juga, tapi charge-nya IDR 150,000 per
service. Aku pasang tanduk di stang sepeda bayar segitu juga, tau gitu sekalian
aja minta ngerakit sepedaku, hiks….!! Mekanik ini dari Jakarta dan
mereka biaya sendiri ke WSA, karena itu charge-nya mahal. Di Bali Audax 2011,
untuk rakit+bongkar sepeda (sekalian di pack di box) ongkos nya hanya IDR
75,000 dan free of charge kalau sepedanya Specialized.
Malamnya ada dinner, tapi aku, Pak Octo, Pak Ade Mongol, dan Lanny
keliling kota Padang cari apotek/klinik yang jual dan bisa suntik Sangobion,
wah ternyata banyak yang menolak, termasuk RSU, klinik bersalin, dll. Akhirnya
bisa juga di klinik antah berantah yang buka 24 jam. Karena sudah jam 22.00-an,
kami akhirnya kuliner martabak kubang dan teh talua (teh telur) sebelum
balik ke Mercure.
Btw, di Mercure dan Rocky Hotel Bukit Tinggi aku jadi sekamar sendiri
(twin share IDR 2,900,000; single room IDR 3,850,000), karena si mbak teman
sekamarku pindah ke kamar temannya grup SCT.
October 6, 2012 (Sabtu)
Start jam 6.00; agak nyasar muter-muter dalam kota sebelum akhirnya
mengarah ke Bandara. Ini karena kurang koordinasi antara panitia dan marshal
(aku taunya pas ngobrol dengan marshal sewaktu nunggu mobil sweeper).
Rute hari ini adalah Padang – Pariaman – Lubuk Basung – Kelok 44 –
Puncak Lawang – Bukit Tinggi, dengan Check Point (CP) 1: Gandoria (km 65, open
07.55, close 10.20); CP 2: Lubuk Basung (km 120, 09.32 – 14.00); CP 3: Matur
(km 180, 11.18 – 18.40); CP 4: Rocky Hotel Bukit Tinggi (11.53 – 19.30)
BNI sebagai salah satu sponsor menurunkan team gowesnya, aku ikut
rombongan BNI yang berepeda slow motion. Sempat jungkir balik melanggar rel
kereta api karena licin dan ban sepedaku kecil. Jadi baret-baret deh my lovey
dovey Specialized baru (cicilannya ke Pak Wiemin aja belum lunas, hiks…!!)
Padang ke arah bandara masih asik nggak banyak mobil. Tidak ada polisi
yang jaga di jalan, dan 10 marshal bermotor dengan jaket kulit hitam dan sepatu
boot malah sibuk sendiri (makan indomie di warung, merayu peserta biar di
sweeper aja karena dibilang peserta terakhir jadi daripada ditinggal mending di
evac aja, aku salah satu korban rayuan mereka dan sudah complained ke Panitia).
Air minum dan roti cuma ada di check point. Marshal dan Panitia tidak
membawa air minum untuk peserta, tapi karena di jalan banyak warung ya mawar
terus judulnya (mampir warung). Karena aku kenal baik dengan Panitia, mereka
sempat belikan aku Pocari di warung. Karena lelet juga aku telat finish di
resto untuk lunch dan cuma kebagian nasi dan bumbu rendang. Perjalanan etape 2
setelah lunch melewati danau Maninjau menuju kelok 44 dari bawah ke atas. Aku
on off aja naik truk sweeper, gowes lagi, di sweeper lagi, dst dst...
Di kelok 44 sudah pasti aku ikut truk sweeper aja, memberi semangat
mas Iwan yang tabah sampai akhir (ketemu di kelok 17). Sambil menunggu peserta
yang butuh evac, kami (aku, pak driver truk dan asistennya Pak Us (Padang) dan
Pak Willy (Jakarta)) lunch dulu. Karena kebanyakan mondar mandir, si truk
koplingnya sampai tulalit, akhirnya harus ganti mobil, sepeda-sepeda dipindahkan
ke truk lain.
Anyway, akhirnya aku sampai juga di Rocky Hotel jam 19.00-an naik bis
evac, karena jalannya sudah gelap dan nggak ada marshal jadi mending naik bis
aja setelah CP terakhir.
Di halaman parkir Rocky Hotel dibagikan medali untuk hari itu (200km)
oleh pak Dargo sebagai perwakilan ISSI dan kartu yang sudah distempel
dikumpulkan untuk di legalize oleh Audax Club Parisien (pemegang lisensi Audax)
October 7, 2012 (Minggu)
Start dari Rocky Hotel Bukit Tinggi jam 06.00
Rute hari ini Bukit Tinggi – Istana Basso – Sawalunto – Danau Kembar –
Padang, dengan CP 1: Lembah Harau (km 50, 07.28 – 09.30); CP 2: Istana
Pagaruyung (km 110, 09.14 – 13.20); CP 3: Lembah Anai (km 150, 10.15 – 16.00);
CP 4: Diponegoro (Rawa Buaya) Padang (km 200, 11.53 – 19.30).
Dari CP 4 ke Mercure Hotel tersisa jarak 12 km, sudah bisa gowes
santai, karena pos stamp terakhir di CP 4.
Hari kedua ini banyak peserta yang nggak gowes, karena kecapekan di
hari kesatu, termasuk aku yang masuk angin berat, setengah hari tidur di truk
sweeper, baru segar lagi setelah minum decolgen yang dibeliin Pak Us.
Dibawah fotoku dan Pak Us yang ternyata adalah pengurus Payakumbuh
Mountain Bike (PMB), beliau mengundang aku ikut MTB dalam rangka HUT PMB tgl 8
Des 2012 ini, tapi aku sudah engage di Tour de Belitung 8-9 Des 2012.
(next time ya Pak, nanti kuajak teman-teman Petrobikers
juga)
Mas marhal motor entah kemana, jadi Pak Willy (assiten truk sweeper)
berinisiatif menghitung jumlah peserta yang melewati truk sweeper, misalnya ada
15 peserta; truk sweeper jalan lagi sekitar 10km, kita tunggu lagi berapa
jumlah peserta yang lewat, jika hanya 12 peserta, berarti yang 3 orang mungkin
perlu di-sweeper, jadi truk balik arah menjemput mereka. Begitu seterusnya
setelah Lembah Harau sampai Lembah Anai.
Perjalanan dari Lembah Anai ke Diponegoro (Rawa Buaya) serem juga,
karena sudah mulai gelap jalannya nggak terlalu lebar, 2 arah, dan banyak bis,
truk, dll.
Oiya, ada Pak boss BNI dari Jakarta yang selama perjalanan dikawal
fore rider, heboh banget deh, tapi mungkin beliau stress juga, karena nggak
bisa istirahat atau berhenti foto-foto disembarang tempat.
Karena aku ikut team sweeper, di CP 3 Panitia cross check ke aku
apakah masih ada peserta tertinggal dibelakang (wa…., akhirnya aku berguna juga
turut membanti Panitia, dan finally para peserta diabsen juga).
Sesampainya di Mercure Hotel, langsung mandi dan siap-siap gala dinner
dan pembagian medali.
Seluruh peserta mendapat medali, baik yang khatam (finish) 200 km
maupun yang nggak khatam atau nggak gowes. Bagus juga sih, jadi nggak ada yang
curang untuk supaya nggak di diskulaifikasi.
Bedanya dengan peserta yang khatam 2 x 200km, adalah kartu stamp
peserta yang khatam akan dikirim ke Paris untuk dilegalize oleh Audax Club
Parisien.
My Note
Audax asli memang harus urus sepeda sendiri, gowes beriringan dengan
kecepatan rata-rata 25km/jam, dan tidur di alam bertenda ria. Mungkin agak
modifikasi begitu diterapkan di Indonesia, dengan tidur di hotel berbintang,
ada mekanik untuk rakit sepeda, ada marshal, dan pos buah+minum. Jadi memang
aku nggak boleh complain dan bawel, hehehe…!!
Anyway, aku sendiri ikut Audax karena senang keluyuran dan no target
harus 400km. At the end malah aku lebih sering ikut team sweeper dan dapat
pengalaman serta cerita dari sisi yang berbeda.
Semoga makin banyak teman-teman Petrobikers yang ikut Audax atau
touring on-road, jadi team Petrobikers benar-benar eksis di komunitas sepeda
(fyi di Tour de Bangka (13-16 Juli 2012) panitia menyediakan 1 free minibus
untuk logistic jika 1 team berisi 10 orang, sayangnya cuma Pak Octo aja
wakil dari Petrobikers, aku batal last minute karena harus temani auditor ke
field, hiks…!!).
More info re. WSA 2012 bisa dilihat di http://randonesia.org
Next event:
- Tour de Danau Toba 370km (9-12 Maret 2013): www.tourdedanautoba.com (website di
launch next month setelah Tour de Belitung kelar, karena panitia-nya sama (Pak
Benny), beliau Panitia Tour de Bangka juga)
Cheers,
Ade
mantap..
ReplyDeletekami menyediakan paket wisata bersepeda yang kami beri nama Bike To Harau.
bergabunglah bersama kami.
terima kasih
Respect and that i have a nifty offer you: Who Does House Renovation updating exterior of home
ReplyDelete