Sunday, December 9, 2012

West Sumatera Audax (WSA ) 400km: 6-7 October 2012

Teman-teman,
Kali ini catperku ikut West Sumatera Audax yang diikuti 226 peserta lokal dan asing (al.  Malaysia, Australia, Italy). Rutenya agak mirip dengan Garuda tour de Maninjau (21 Jan 2012), bedanya, tour de Maninjau lebih off road, banyak ceremony, nggak 400km (karena cuma sehari aja), serta melewati kelok 44 dari atas (Bukit Lawang) ke bawah (danau Maninjau).
Host WSA adalah teman-teman Roadies, ternyata banyak juga peserta dari oil company (Mas Iwan, Pak Bambang Istadi, Pak Eko Lumadyo), tetapi mereka tergabung dalam club masing-masing, hanya aku dan Pak Octo yang mewakili Petrobikers (but somehow di list registrasi aku tercatat dalam club SCT (Serpong Cyling Team), dan Pak Octo tercatat di Roadis).

October 5, 2012 (Jumat)
Rame-rame naik Garuda Indonesia, mostly penumpang pagi itu adalah peserta WAE, karena pak boss Emir Satar goweser juga, maka bagasi sepeda free of charge. Tiba di Minangkabau International Airport langsung disambut panitia dan registrasi di bandara, sepeda diurus dan kami semua naik bis diantar ke Mercure atau Grand Inna hotel di Padang.

Sesampainya di Mercure langsung c/i dan dapat goodie bag (hanya 1 jersey (untung aku bawa jersey cadangan, jadi nggak side A side B), tag sepeda, dan kartu yang nantinya harus di cap di pos pemberhentian).
Setelah c/i Pak Octo, Pak Ade Mongol, Lanny (both from Roadies), dan aku brunch di Soto Padang Angkasa yang ngetop itu. Taxinya mahal banget, IDR 80,000 pp, padahal jaraknya nggak sampai 4km dan nungguin kami brunch less than 30 minutes karena mau ngejer Jumat-an. Kami juga yang salah pede aja nggak ditawar dulu, padahal taxi-nya nggak pakai AC dan nggak pakai argo pastinya.    

Kelar brunch, aku beberes sepeda, ternyata nggak ada mekanik untuk ngerakit sepeda, for the first time aku ngerakit sendiri deh dibantu Pak Octo. Jam 14.30-an akhirnya ada mekanik juga, tapi charge-nya IDR 150,000 per service. Aku pasang tanduk di stang sepeda bayar segitu juga, tau gitu sekalian aja minta ngerakit sepedaku, hiks….!!   Mekanik ini dari Jakarta dan mereka biaya sendiri ke WSA, karena itu charge-nya mahal. Di Bali Audax 2011, untuk rakit+bongkar sepeda (sekalian di pack di box) ongkos nya hanya IDR 75,000 dan free of charge kalau sepedanya Specialized.
Malamnya ada dinner, tapi aku, Pak Octo, Pak Ade Mongol, dan Lanny keliling kota Padang cari apotek/klinik yang jual dan bisa suntik Sangobion, wah ternyata banyak yang menolak, termasuk RSU, klinik bersalin, dll. Akhirnya bisa juga di klinik antah berantah yang buka 24 jam. Karena sudah jam 22.00-an, kami akhirnya kuliner martabak kubang dan teh talua (teh telur)  sebelum balik ke Mercure.

Btw, di Mercure dan Rocky Hotel Bukit Tinggi aku jadi sekamar sendiri (twin share IDR 2,900,000; single room IDR 3,850,000), karena si mbak teman sekamarku pindah ke kamar temannya grup SCT.




October 6, 2012 (Sabtu)
Start jam 6.00; agak nyasar muter-muter dalam kota sebelum akhirnya mengarah ke Bandara. Ini karena kurang koordinasi antara panitia dan marshal (aku taunya pas ngobrol dengan marshal sewaktu nunggu mobil sweeper).
Rute hari ini adalah Padang – Pariaman – Lubuk Basung – Kelok 44 – Puncak Lawang – Bukit Tinggi, dengan Check Point (CP) 1: Gandoria (km 65, open 07.55, close 10.20); CP 2: Lubuk Basung (km 120, 09.32 – 14.00); CP 3: Matur (km 180, 11.18 – 18.40); CP 4: Rocky Hotel Bukit Tinggi (11.53 – 19.30)

BNI sebagai salah satu sponsor menurunkan team gowesnya, aku ikut rombongan BNI yang berepeda slow motion. Sempat jungkir balik melanggar rel kereta api karena licin dan ban sepedaku kecil. Jadi baret-baret deh my lovey dovey Specialized baru (cicilannya ke Pak Wiemin aja belum lunas, hiks…!!)
Padang ke arah bandara masih asik nggak banyak mobil. Tidak ada polisi yang jaga di jalan, dan 10 marshal bermotor dengan jaket kulit hitam dan sepatu boot malah sibuk sendiri (makan indomie di warung, merayu peserta biar di sweeper aja karena dibilang peserta terakhir jadi daripada ditinggal mending di evac aja, aku salah satu korban rayuan mereka dan sudah complained ke Panitia).

Air minum dan roti cuma ada di check point. Marshal dan Panitia tidak membawa air minum untuk peserta, tapi karena di jalan banyak warung ya mawar terus judulnya (mampir warung). Karena aku kenal baik dengan Panitia, mereka sempat belikan aku Pocari di warung. Karena lelet juga aku telat finish di resto untuk lunch dan cuma kebagian nasi dan bumbu rendang. Perjalanan etape 2 setelah lunch melewati danau Maninjau menuju kelok 44 dari bawah ke atas. Aku on off aja naik truk sweeper, gowes lagi, di sweeper lagi, dst dst...

Di kelok 44 sudah pasti aku ikut truk sweeper aja, memberi semangat mas Iwan yang tabah sampai akhir (ketemu di kelok 17). Sambil menunggu peserta yang butuh evac, kami (aku, pak driver truk dan asistennya Pak Us (Padang) dan Pak Willy (Jakarta)) lunch dulu. Karena kebanyakan mondar mandir, si truk koplingnya sampai tulalit, akhirnya harus ganti mobil, sepeda-sepeda dipindahkan ke truk lain.

Anyway, akhirnya aku sampai juga di Rocky Hotel jam 19.00-an naik bis evac, karena jalannya sudah gelap dan nggak ada marshal jadi mending naik bis aja setelah CP terakhir.
Di halaman parkir Rocky Hotel dibagikan medali untuk hari itu (200km) oleh pak Dargo sebagai perwakilan ISSI dan kartu yang sudah distempel dikumpulkan untuk di legalize oleh Audax Club Parisien (pemegang lisensi Audax)



October 7, 2012 (Minggu)
Start dari Rocky Hotel Bukit Tinggi jam 06.00
Rute hari ini Bukit Tinggi – Istana Basso – Sawalunto – Danau Kembar – Padang, dengan CP 1: Lembah Harau (km 50, 07.28 – 09.30); CP 2: Istana Pagaruyung (km 110, 09.14 – 13.20); CP 3: Lembah Anai (km 150, 10.15 – 16.00); CP 4: Diponegoro (Rawa Buaya) Padang (km 200, 11.53 – 19.30).
Dari CP 4 ke Mercure Hotel tersisa jarak 12 km, sudah bisa gowes santai, karena pos stamp terakhir di CP 4.

Hari kedua ini banyak peserta yang nggak gowes, karena kecapekan di hari kesatu, termasuk aku yang masuk angin berat, setengah hari tidur di truk sweeper, baru segar lagi setelah minum decolgen yang dibeliin Pak Us.
Dibawah fotoku dan Pak Us yang ternyata adalah pengurus Payakumbuh Mountain Bike (PMB), beliau mengundang aku ikut MTB dalam rangka HUT PMB tgl 8 Des 2012 ini, tapi aku sudah engage di Tour de Belitung 8-9 Des 2012.
(next time ya Pak, nanti kuajak teman-teman Petrobikers juga)                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         



Mas marhal motor entah kemana, jadi Pak Willy (assiten truk sweeper) berinisiatif menghitung jumlah peserta yang melewati truk sweeper, misalnya ada 15 peserta; truk sweeper jalan lagi sekitar 10km, kita tunggu lagi berapa jumlah peserta yang lewat, jika hanya 12 peserta, berarti yang 3 orang mungkin perlu di-sweeper, jadi truk balik arah menjemput mereka. Begitu seterusnya setelah Lembah Harau sampai Lembah Anai.

Perjalanan dari Lembah Anai ke Diponegoro (Rawa Buaya) serem juga, karena sudah mulai gelap jalannya nggak terlalu lebar, 2 arah, dan banyak bis, truk, dll.

Oiya, ada Pak boss BNI dari Jakarta yang selama perjalanan dikawal fore rider, heboh banget deh, tapi mungkin beliau stress juga, karena nggak bisa istirahat atau berhenti foto-foto disembarang tempat.

Karena aku ikut team sweeper, di  CP 3 Panitia cross check ke aku apakah masih ada peserta tertinggal dibelakang (wa…., akhirnya aku berguna juga turut membanti Panitia, dan finally para peserta diabsen juga).

Sesampainya di Mercure Hotel, langsung mandi dan siap-siap gala dinner dan pembagian medali.
Seluruh peserta mendapat medali, baik yang khatam (finish) 200 km maupun yang nggak khatam atau nggak gowes. Bagus juga sih, jadi nggak ada yang curang untuk supaya nggak di diskulaifikasi.
Bedanya dengan peserta yang khatam 2 x 200km, adalah kartu stamp peserta yang khatam akan dikirim ke Paris untuk dilegalize oleh Audax Club Parisien.



My Note
Audax asli memang harus urus sepeda sendiri, gowes beriringan dengan kecepatan rata-rata 25km/jam, dan tidur di alam bertenda ria. Mungkin agak modifikasi begitu diterapkan di Indonesia, dengan tidur di hotel berbintang, ada mekanik untuk rakit sepeda, ada marshal, dan pos buah+minum. Jadi memang aku nggak boleh complain dan bawel, hehehe…!!
Anyway, aku sendiri ikut Audax karena senang keluyuran dan no target harus 400km. At the end malah aku lebih sering ikut team sweeper dan dapat pengalaman serta cerita dari sisi yang berbeda.

Semoga makin banyak teman-teman Petrobikers yang ikut Audax atau touring on-road, jadi team Petrobikers benar-benar eksis di komunitas sepeda (fyi di Tour de Bangka (13-16 Juli 2012) panitia menyediakan 1 free minibus untuk logistic jika  1 team berisi 10 orang, sayangnya cuma Pak Octo aja wakil dari Petrobikers, aku batal last minute karena harus temani auditor ke field, hiks…!!).

More info re. WSA 2012 bisa dilihat di http://randonesia.org

Next event:
 Tour de Khatulistiwa (22-25 February 2013): www.tourdekhatulistiwa.com
- Tour de Danau Toba 370km (9-12 Maret 2013): www.tourdedanautoba.com (website di launch next month setelah Tour de Belitung kelar, karena panitia-nya sama (Pak Benny), beliau Panitia Tour de Bangka juga)

Cheers,
Ade      

2 comments:

  1. mantap..
    kami menyediakan paket wisata bersepeda yang kami beri nama Bike To Harau.
    bergabunglah bersama kami.
    terima kasih

    ReplyDelete
  2. Respect and that i have a nifty offer you: Who Does House Renovation updating exterior of home

    ReplyDelete